Sudah beberapa hari ini saya buka blog ini, blog yang saya buat beberapa tahun silam.
Beberapa hari yang lalu sempat terfikir untuk saya membuka kembali blog yang sudah lama tak saya isi bahkan tak saya buka sama sekali. kemarin malam saya mulai merombak lagi tampilan blog ini demi kenyamanan saya juga mungkin beberapa orang diluar sana yang tak sengaja mampir ke blog ini. Semalam saya bertanya-tanya seputar cara merubah tampilan blog kepada salah seorang sahabat. Dia menjawab setiap pertanyaan yang saya tanyakan walaupun (sepertinya) dengan nada yang agak kesal karena saya yang agak awam ini lambat mengerti apa yang dia utarakan, tapi ini hanya prasangka saja karena kami berkomunikasi lewat dunia maya dan saya yakin dia tak seperti apa yang dia tulis di pesan singkat itu.
Saya terbangun, kepala masih terasa pusing sisa semalam. Suasana hening hanya terdengar sayup suara mesin pengendara yang lewat dan suara seperti orang yang sedang mengetik. Akhirnya saya terbangun dan berhasil duduk. Salah seorang teman masih terbangun dan ternyata dia yang menimbulkan suara ketikan jari di laptop itu. Melihat jam di telfon genggam ternyata sekarang pukul 03.40 pagi. Tak lama teman saya menawarkan untuk memasak mie instan untuk kami santap di pagi buta ini tapi sayang sekali hanya tinggal sebungkus lagi. Dia menawarkan bagaimana kalau dia pergi keluar sebentar untuk membeli sebungkus mie instan agar kami berdua dapat bersantap mie yang dapat menghangatkan tubuh di suhu yang lumayan dingin ini. Saya menolak tawaran tersebut karena tak tega melihat dia pergi keluar membeli sebungkus mie untuk saya. Tak lama dia kembali dengan dua porsi mie goreng instan yang ternyata dia bagi menjadi dua porsi mie. Tanpa basa-basi kami santap setengah porsi buatannya. Akhirnya saya mengisi (lagi) halaman blog ini.
Gelap malam yang angkuh mulai merendahkan hati menyambut cahaya matahari.
Kondisi diluar semakin ramai membawa riuhnya ke suasana sepi ruangan ini.
Bunyi-bunyian alarm mulai saut-menyaut merayu pemiliknya tak sabar untuk segera mereka menyentuhnya yang setelahnya mereka (telfon genggam) diam kembali.
Saya menjadi saksi hidup pertama diruangan ini yang melihat kerendahan hati antara siang dan malam.
Mereka (siang dan malam) saling menjaga egonya demi keseimbangan segala kehidupan yang ada di muka bumi.
Saya terbangun, kepala masih terasa pusing sisa semalam. Suasana hening hanya terdengar sayup suara mesin pengendara yang lewat dan suara seperti orang yang sedang mengetik. Akhirnya saya terbangun dan berhasil duduk. Salah seorang teman masih terbangun dan ternyata dia yang menimbulkan suara ketikan jari di laptop itu. Melihat jam di telfon genggam ternyata sekarang pukul 03.40 pagi. Tak lama teman saya menawarkan untuk memasak mie instan untuk kami santap di pagi buta ini tapi sayang sekali hanya tinggal sebungkus lagi. Dia menawarkan bagaimana kalau dia pergi keluar sebentar untuk membeli sebungkus mie instan agar kami berdua dapat bersantap mie yang dapat menghangatkan tubuh di suhu yang lumayan dingin ini. Saya menolak tawaran tersebut karena tak tega melihat dia pergi keluar membeli sebungkus mie untuk saya. Tak lama dia kembali dengan dua porsi mie goreng instan yang ternyata dia bagi menjadi dua porsi mie. Tanpa basa-basi kami santap setengah porsi buatannya. Akhirnya saya mengisi (lagi) halaman blog ini.
Gelap malam yang angkuh mulai merendahkan hati menyambut cahaya matahari.
Kondisi diluar semakin ramai membawa riuhnya ke suasana sepi ruangan ini.
Bunyi-bunyian alarm mulai saut-menyaut merayu pemiliknya tak sabar untuk segera mereka menyentuhnya yang setelahnya mereka (telfon genggam) diam kembali.
Saya menjadi saksi hidup pertama diruangan ini yang melihat kerendahan hati antara siang dan malam.
Mereka (siang dan malam) saling menjaga egonya demi keseimbangan segala kehidupan yang ada di muka bumi.